Artikel kali ini membahas tentang Sejarah Perkembangan Kopi Di Dunia, Kata kopi (coffee) diakui sebagai bahasa Inggris pad atahun 1598, berasal dari kata 'kahve' (bahasa Turki) yang mungkin diambil dari kata 'qahwa' (bahasa Arab). Kata tersebut jika dirunut, terlihat berasal dari nama kerajaan Kaffa di Ethiopia.
Sementara tanaman kopi sendiri di sebut bunna di negara tersebut. Salah satu kisah mengenai kopi, Ghothul Akbar Noorudin Abu al-Hasan al-Shadhili, seorang Sufi dari Yaman, saat berada di Ethiopia mengamati bahwa ada sejenis burung yang sangat aktif dan penuh vitalitas. Setelah mencoba sejenis buah berry yang dikonsumsi hewan tersebut, Ghothul merasakan semangat yang meningkat.
Ada juga kisah mengenai Omar, seorang penyembuh melalui doa (ia adalah murid Sheik Abou'; Hasan Schadheli) yang dikucilkan dari Mekkah dan bertahan di sebuah gua padang pasir dekat Ousab. Karena lapar, Omar mengunyah sejenih buah berry yang ditemukan di semak-semak. Buah tersebut terasa pahit, sehingga Omar kemudian memanggangnya dengan tujuan agar buah tersebut lebih enak untuk dimakan, akibatnya malah buah tersebut menjadi keras.
Karena lapar, buah yang keras tersebut dicoba untuk di masak, dengan tujuan untuk melembutkan, hasilnya adalah cairan beraroma berwarna kecoklatan. Saat menegak minuman tersebut, Omar merasa bertenada dan bertahan untuk beberapa hari. Cerita 'obat ajaib' ini kemudian mencapai Mekah, dan Omar diminta untuk kembali dan dijadikan orang suci.
Catatan Philippe Sylvestre Dufour, seorang pedagang kopi merupakan bukti tertulis manusia mengetahui tentang tanaman dan minuman kopi. Biji kopi di ekspor dari Ethiopia ke Yemen. Para pedangan Yemen kemudian membeli tanaman kopi dan mencoba dibudidayakan di sana. Kedai kopi pertama dibuka di Istanbul pada tahun 1554 dan kurang populer sampai pada tahun 1524 pada masa pemerintahan Sultan Selim I dari kesultanan Ottoman Turki.
Perdagangan di Venisia dan kaum Muslim di Afrika Utara, serta Mesir berperan dalam penyebaran kopi ke daratan Eropa. Pedangang Venisia memperkenalkan kegiatan minum kopi kepada orang-orang berada di negara tersebut, dan menjual minuman tersebut dengan harga tinggi. Kedai kopi di Venisia yang dibuka pada tahun 1645 adalah yang pertama di daratan Eropa.
Kopi masuk ke Inggris pada abad 16 diperkenalkan oleh British East India Company (HEIC) dan Dutch East India Company (VOC). Kedai kopi pertama dibuka di St. Michael's Alley, Cornhill, Inggris. The Grand Cafe di Oxford dibuka pada tahun 1650 dan masih beroperasi, walaupun saat ini lebih berfungsi sebagai bar. Di Oxford juga berdiri Queen's Lane Coffee House yang memulai usaha pada tahun 1654 dan masih ada sampai saat ini. Memasuki tahun 1675, lebih dari 3.000 kedai kopi dibuka di Inggris, juga mempengaruhi popularitas di Eropa dan Amerika.
- Queen's Lane Coffee House.
Antoine Galland (1646 -1715) dalam salah satu tulisannya, sangat bersyukur karena diperkenalkannya kopi, gula, teh dan coklat kepada para ahli kesehatan dari Arab. Dalam laporannya juga, Galland mengetahui bahwa seorang penerjemah dari raja Louis XIV dari Prancis, bernama de la Croix mendapatkan biji kopi dari seorang temannya bernama Thevenot, kopi baru mulai menyebar di Prancis pada tahun 1669.
Pada tahun tersebut, duta besar Sultan Mehmed IV tiba di Prancis, Soleiman Agha membawa biji kopi dalam jumlah besar, ia memperkenalkan minuman kopi dan juga menghadiahkan komoditas tersebut kepada kerajaan. Antara bulan Juli 1669 dan Mei 1670, duta besar ini berhasil menjadikan kebiasaan minum kopi sebagai gaya hidup masyarakat Paris.
Kedai kopi pertama di Australia, dibuka di Vienna pada tahun 1683, oleh Jerzy Franciszek Kulczycki. Ia adalah seorang petinggi militer Polandia. Kebiasaan mencampur gula dan susu dalam minuman kopi dimulai di kedai ini. Kopi khusus dari Vienna bernama Melange adalah minuman yang dicampur dengan susu panas.
Perlombaan orang Eropa dalam memiliki perkebunan kopi, dimenangkan oleh bangsa Belanda pada tahun 1616. Seorang pedagang Belanda, Pieter van der Broecke, memperoleh tanaman kopi dari Ethiopia, ia membawanya ke Amsterdam dan ditanam di kebun raya.
Walaupun saat itu tindakan sederhana tersebut yang tidak layak memperoleh publikasi, tanpa disadari, hal ini adalah cikal bakal dari tanaman bernama Cofea Arabica.
Van der Broecke berhasil mendapatkan tanaman kopi yang mampu beradaptasi dan menghasilkan turunan. Pada tahun 1658, Belanda menggunakannya untuk budidaya kopi di Srilanka (saat itu disebut negara Ceylon), yang kemudian ditelantarkan dan hanya fokus pada perkebunan di Jawa (Indonesia) dengan alasan tidak mau menyebabkan kelebihan pasokan yang akhirnya akan menurunkan harga di pasar. Dalam beberapa tahun, koloni Belanda di Jawa (Asia) dan Surinam (Amerika) menjadi pemasok utama kopi ke Eropa.
Tanaman kopi di India, diperkenalkan oleh Baba Budan dari Yemen, pada tahun 1670 dan mulai ditanam di lembah Chikmagalur. Sejak saat itu, perkebunan terus berkembang sampai ke Kodagu di Selatan.
Pada tahun 1720, Gabriel de Clieu membawa benih tanaman kopi ke Martinique di Karibia. 50 tahun kemudian, 18ribuan tanaman kopi tersedia di daerah ini dan memungkinkan penyebaran ke Haiti, Mexico dan pulau lain di Karibia. Daerah San Domingo (sekarang Haiti) mengembangkan tanaman ini dari tahun 1734 dan terhitung pada tahun 1788 menjadi pemasok untuk 50% kebutuhan kopi dunia.
Perkebunan milik koloni Prancis yang bergantung sepenuhnya pada budak pekerja asal Afrika, dan dikarenakan kondisi yang sangat buruk terjadilah revolusi Haiti, peristiwa ini menyebabkan hancurnya industri kopi disana.
Tanaman kopi juga menyebar sampai kepulauan Reunion (dikenal juga sebagai Isle of Bourbon) di samudra Hindia, di daerah ini, biji kopi yang dihasilkan ukurannya lebih kecil dan karena perbedaannya, disebutlah sebagai tanaman kopi Arabica varietas Bourbon.
Tanaman kopi The Santos di Brazil dan kopi Oaxaca di Mexico adalah keturunan dari tanaman varietas Bourbon. Sekitar tahun 1727, raja Portugis mengutus Francisco de Mello Palheta untuk memperoleh benih kopi dari dearah Guinea Prancis (French Guinea).
Awalnya, Francisco kesulitan menyelesaikan misi ini, sampai akhirnya berhasil mendapatkan hati dari istri Gubernur daerah tersebut, secara diam-diam memberikannya benih tanaman kopi yang cukup untuk mendirikan industri di Brazil. Pada tahun 1893, kopi asal Brazil diperkenalkan ke Kanya dan Tanzania (secara geografis sangat dekat dengan Ethiopia sebagai negara asal kopi), bisa dikatakan dibutuhkan masa 600 tahun bagi tanaman kopi untuk mengelilingi dunia dalam penyebarannya.
Seorang pengusaha besar dan anggota kehormatan dari VOC bernama Nicholaes Witsen mendesak Gubernur Belanda di Batavia, Joan von Hoorn turut dalam suatu proyek untuk mendapatkan tanaman kopi dari Yemen, menyediakan pasokan kebutuhan kopi Eropa dari Hindia Belanda (Indonesia).
Banyak perkebunan yang dikembangkan berhasil memberikan keuntungan besar bagi VOC, dengan memasok "Java Coffee" ke pasaran Eropa. Karena keberhasilan ini, VOC kemudian mengembangkan perkebunan juga di Sumatra dan daerah lain di Jawa. Tanaman kopi juga kemudian dikembangkan di rumah kaca Hortus Botanicus, Leiden.
Kapten Gabriel des Clieux, berperan dalam pengenalan kopi di daratan Amerika. Ia merawat dan menanam kopi di Guaelopue, Saint-Dominique dan juga Martinique. Kondisi yang tepat karena saat itu, wabah sedang menyerang perkebunan kokoa.
Dalam jangka waktu tiga tahun, tanaman kopi sudah menggantikan kokoa. Sehingga Prancis berperan besar dalam memperkenalkan tanamn kopi di benua Amerika.
Pada tahun 1727, perkebunan kopi di Brazil dimulai oleh Letnan Kolonel Francisco de Melo Palheta (kisahnya ada di atas) dan sejak tahun 1800 an, panen dari Brazil kemudian memungkinkan minuman kopi untuk dinikmati masyarakat umum.
Sama dengan negara lain, Brazil juga mengembangkan tanaman kopi untuk keperluan komersial, dan memanfaatkan tenaga budak dari Afrika untuk kelangsungan hidup perkebunan. Selama beberapa dekade, sejak abad ke 19 dan awal abad 20, Brazil adalah produsen kopi terbesar dan dapat memonopoli pasar.
Kesempatan untuk menjaga harga pasar juga diberikan ke negara lain seperti Kolombia, Guatemala, Nicaragua, Indonesia dan juga Vietnam (produsen kopi nomor dua di dunia, setelah Brazil). Pada tahun 1995, Vietnam mulai memproduksi kopi secara besar-besaran didukung oleh normalisasi hubungan dengan Amerika Serikat. Semua tanaman kopi yang tumbuh di Vietnam adalah jenis Robusta.
Walaupun tanaman kopi berasal dari Ethiopia, sampai abad ke 20, negara tersebut menghasilkan hanya sedikit untuk kebutuhan eksport. Di kerajaan Kaffa, produksi biji kopi pada tahun 1880 adalah sekitar 50.000 - 60.000 kg. Sejak tahun 1907, produksi komersial dimulai karena dibukanya pelabuhan Gambela, peningkatan produksi menjadi 100,000 kg dan pada tahun 1928, lebih dari 4 juta kilogram kopi berhasil dijual.
Sementara tanaman kopi sendiri di sebut bunna di negara tersebut. Salah satu kisah mengenai kopi, Ghothul Akbar Noorudin Abu al-Hasan al-Shadhili, seorang Sufi dari Yaman, saat berada di Ethiopia mengamati bahwa ada sejenis burung yang sangat aktif dan penuh vitalitas. Setelah mencoba sejenis buah berry yang dikonsumsi hewan tersebut, Ghothul merasakan semangat yang meningkat.
Ada juga kisah mengenai Omar, seorang penyembuh melalui doa (ia adalah murid Sheik Abou'; Hasan Schadheli) yang dikucilkan dari Mekkah dan bertahan di sebuah gua padang pasir dekat Ousab. Karena lapar, Omar mengunyah sejenih buah berry yang ditemukan di semak-semak. Buah tersebut terasa pahit, sehingga Omar kemudian memanggangnya dengan tujuan agar buah tersebut lebih enak untuk dimakan, akibatnya malah buah tersebut menjadi keras.
Karena lapar, buah yang keras tersebut dicoba untuk di masak, dengan tujuan untuk melembutkan, hasilnya adalah cairan beraroma berwarna kecoklatan. Saat menegak minuman tersebut, Omar merasa bertenada dan bertahan untuk beberapa hari. Cerita 'obat ajaib' ini kemudian mencapai Mekah, dan Omar diminta untuk kembali dan dijadikan orang suci.
Catatan Philippe Sylvestre Dufour, seorang pedagang kopi merupakan bukti tertulis manusia mengetahui tentang tanaman dan minuman kopi. Biji kopi di ekspor dari Ethiopia ke Yemen. Para pedangan Yemen kemudian membeli tanaman kopi dan mencoba dibudidayakan di sana. Kedai kopi pertama dibuka di Istanbul pada tahun 1554 dan kurang populer sampai pada tahun 1524 pada masa pemerintahan Sultan Selim I dari kesultanan Ottoman Turki.
Perdagangan di Venisia dan kaum Muslim di Afrika Utara, serta Mesir berperan dalam penyebaran kopi ke daratan Eropa. Pedangang Venisia memperkenalkan kegiatan minum kopi kepada orang-orang berada di negara tersebut, dan menjual minuman tersebut dengan harga tinggi. Kedai kopi di Venisia yang dibuka pada tahun 1645 adalah yang pertama di daratan Eropa.
Kopi masuk ke Inggris pada abad 16 diperkenalkan oleh British East India Company (HEIC) dan Dutch East India Company (VOC). Kedai kopi pertama dibuka di St. Michael's Alley, Cornhill, Inggris. The Grand Cafe di Oxford dibuka pada tahun 1650 dan masih beroperasi, walaupun saat ini lebih berfungsi sebagai bar. Di Oxford juga berdiri Queen's Lane Coffee House yang memulai usaha pada tahun 1654 dan masih ada sampai saat ini. Memasuki tahun 1675, lebih dari 3.000 kedai kopi dibuka di Inggris, juga mempengaruhi popularitas di Eropa dan Amerika.
- Queen's Lane Coffee House.
Antoine Galland (1646 -1715) dalam salah satu tulisannya, sangat bersyukur karena diperkenalkannya kopi, gula, teh dan coklat kepada para ahli kesehatan dari Arab. Dalam laporannya juga, Galland mengetahui bahwa seorang penerjemah dari raja Louis XIV dari Prancis, bernama de la Croix mendapatkan biji kopi dari seorang temannya bernama Thevenot, kopi baru mulai menyebar di Prancis pada tahun 1669.
Pada tahun tersebut, duta besar Sultan Mehmed IV tiba di Prancis, Soleiman Agha membawa biji kopi dalam jumlah besar, ia memperkenalkan minuman kopi dan juga menghadiahkan komoditas tersebut kepada kerajaan. Antara bulan Juli 1669 dan Mei 1670, duta besar ini berhasil menjadikan kebiasaan minum kopi sebagai gaya hidup masyarakat Paris.
Kedai kopi pertama di Australia, dibuka di Vienna pada tahun 1683, oleh Jerzy Franciszek Kulczycki. Ia adalah seorang petinggi militer Polandia. Kebiasaan mencampur gula dan susu dalam minuman kopi dimulai di kedai ini. Kopi khusus dari Vienna bernama Melange adalah minuman yang dicampur dengan susu panas.
Perlombaan orang Eropa dalam memiliki perkebunan kopi, dimenangkan oleh bangsa Belanda pada tahun 1616. Seorang pedagang Belanda, Pieter van der Broecke, memperoleh tanaman kopi dari Ethiopia, ia membawanya ke Amsterdam dan ditanam di kebun raya.
Walaupun saat itu tindakan sederhana tersebut yang tidak layak memperoleh publikasi, tanpa disadari, hal ini adalah cikal bakal dari tanaman bernama Cofea Arabica.
Van der Broecke berhasil mendapatkan tanaman kopi yang mampu beradaptasi dan menghasilkan turunan. Pada tahun 1658, Belanda menggunakannya untuk budidaya kopi di Srilanka (saat itu disebut negara Ceylon), yang kemudian ditelantarkan dan hanya fokus pada perkebunan di Jawa (Indonesia) dengan alasan tidak mau menyebabkan kelebihan pasokan yang akhirnya akan menurunkan harga di pasar. Dalam beberapa tahun, koloni Belanda di Jawa (Asia) dan Surinam (Amerika) menjadi pemasok utama kopi ke Eropa.
Tanaman kopi di India, diperkenalkan oleh Baba Budan dari Yemen, pada tahun 1670 dan mulai ditanam di lembah Chikmagalur. Sejak saat itu, perkebunan terus berkembang sampai ke Kodagu di Selatan.
Pada tahun 1720, Gabriel de Clieu membawa benih tanaman kopi ke Martinique di Karibia. 50 tahun kemudian, 18ribuan tanaman kopi tersedia di daerah ini dan memungkinkan penyebaran ke Haiti, Mexico dan pulau lain di Karibia. Daerah San Domingo (sekarang Haiti) mengembangkan tanaman ini dari tahun 1734 dan terhitung pada tahun 1788 menjadi pemasok untuk 50% kebutuhan kopi dunia.
Perkebunan milik koloni Prancis yang bergantung sepenuhnya pada budak pekerja asal Afrika, dan dikarenakan kondisi yang sangat buruk terjadilah revolusi Haiti, peristiwa ini menyebabkan hancurnya industri kopi disana.
Tanaman kopi juga menyebar sampai kepulauan Reunion (dikenal juga sebagai Isle of Bourbon) di samudra Hindia, di daerah ini, biji kopi yang dihasilkan ukurannya lebih kecil dan karena perbedaannya, disebutlah sebagai tanaman kopi Arabica varietas Bourbon.
Tanaman kopi The Santos di Brazil dan kopi Oaxaca di Mexico adalah keturunan dari tanaman varietas Bourbon. Sekitar tahun 1727, raja Portugis mengutus Francisco de Mello Palheta untuk memperoleh benih kopi dari dearah Guinea Prancis (French Guinea).
Awalnya, Francisco kesulitan menyelesaikan misi ini, sampai akhirnya berhasil mendapatkan hati dari istri Gubernur daerah tersebut, secara diam-diam memberikannya benih tanaman kopi yang cukup untuk mendirikan industri di Brazil. Pada tahun 1893, kopi asal Brazil diperkenalkan ke Kanya dan Tanzania (secara geografis sangat dekat dengan Ethiopia sebagai negara asal kopi), bisa dikatakan dibutuhkan masa 600 tahun bagi tanaman kopi untuk mengelilingi dunia dalam penyebarannya.
Seorang pengusaha besar dan anggota kehormatan dari VOC bernama Nicholaes Witsen mendesak Gubernur Belanda di Batavia, Joan von Hoorn turut dalam suatu proyek untuk mendapatkan tanaman kopi dari Yemen, menyediakan pasokan kebutuhan kopi Eropa dari Hindia Belanda (Indonesia).
Banyak perkebunan yang dikembangkan berhasil memberikan keuntungan besar bagi VOC, dengan memasok "Java Coffee" ke pasaran Eropa. Karena keberhasilan ini, VOC kemudian mengembangkan perkebunan juga di Sumatra dan daerah lain di Jawa. Tanaman kopi juga kemudian dikembangkan di rumah kaca Hortus Botanicus, Leiden.
Kapten Gabriel des Clieux, berperan dalam pengenalan kopi di daratan Amerika. Ia merawat dan menanam kopi di Guaelopue, Saint-Dominique dan juga Martinique. Kondisi yang tepat karena saat itu, wabah sedang menyerang perkebunan kokoa.
Dalam jangka waktu tiga tahun, tanaman kopi sudah menggantikan kokoa. Sehingga Prancis berperan besar dalam memperkenalkan tanamn kopi di benua Amerika.
Pada tahun 1727, perkebunan kopi di Brazil dimulai oleh Letnan Kolonel Francisco de Melo Palheta (kisahnya ada di atas) dan sejak tahun 1800 an, panen dari Brazil kemudian memungkinkan minuman kopi untuk dinikmati masyarakat umum.
Sama dengan negara lain, Brazil juga mengembangkan tanaman kopi untuk keperluan komersial, dan memanfaatkan tenaga budak dari Afrika untuk kelangsungan hidup perkebunan. Selama beberapa dekade, sejak abad ke 19 dan awal abad 20, Brazil adalah produsen kopi terbesar dan dapat memonopoli pasar.
Kesempatan untuk menjaga harga pasar juga diberikan ke negara lain seperti Kolombia, Guatemala, Nicaragua, Indonesia dan juga Vietnam (produsen kopi nomor dua di dunia, setelah Brazil). Pada tahun 1995, Vietnam mulai memproduksi kopi secara besar-besaran didukung oleh normalisasi hubungan dengan Amerika Serikat. Semua tanaman kopi yang tumbuh di Vietnam adalah jenis Robusta.
Walaupun tanaman kopi berasal dari Ethiopia, sampai abad ke 20, negara tersebut menghasilkan hanya sedikit untuk kebutuhan eksport. Di kerajaan Kaffa, produksi biji kopi pada tahun 1880 adalah sekitar 50.000 - 60.000 kg. Sejak tahun 1907, produksi komersial dimulai karena dibukanya pelabuhan Gambela, peningkatan produksi menjadi 100,000 kg dan pada tahun 1928, lebih dari 4 juta kilogram kopi berhasil dijual.